Retizen.republika.co.id : Siapapun Boleh Ambil dan Mengisi, Prinsip Nasi Gratis Jogja
Siapa sih yang sanggup melewatkan hal-hal yang berbau gratis? Apalagi soal makanan, langsung ludes pasti. Bagaimana pun, makanan memang jadi kebutuhan pokok bagi manusia untuk bertahan hidup. Buat kamu yang sering lewat jalan Jogja-Wonosari pasti pernah melihat gerobak kuning yang biasanya penuh dengan makanan bertuliskan Nasi Gratis Jogja. Gerobak mungil ini selain menarik perhatian juga bermanfaat bagi sekitar.
Berdiri pada tanggal 1 Desember 2019, Nasi Gratis Jogja yang dimotori oleh Ilham Prihatin dan Fajar Dwi Kurniawan berpusat di Payak Cilik, Piyungan, Bantul. Selama kurang lebih 3 tahun berjalan, Nasi Gratis Jogja (NGJ) telah berkembang pesat pada masa pandemi 2020 lalu dan telah memiliki 12 cabang resmi di Jogja serta masing-masing 1 di Solo dan Magelang. NGJ juga memiliki mitra kolaborasi kebaikan yang sudah tersebar di beberapa daerah di Indonesia, diantaranya Jakarta, Bekasi, Tangerang, Padang, Semarang, Tulungagung, Surabaya, Lombok, Baubau, dan Bontang.
Nasi Gratis Jogja mengambil dan mencoba menerapkan sistem dari ilmu zakat. Meski demikian, komunitas yang bergerak di bidang logistik sosial-kemasyarakatan ini mengusung konsep sedekah umum, dimana siapa pun boleh mengisi dan siapa pun boleh mengambil.
Pada awal berdirinya, sebulan-dua bulan pertama Nasi Gratis Jogja menyediakan sekitar 15-30 bungkus makan per hari. Seiring waktu, kini Nasi Gratis Jogja bisa menyajikan lebih dari 50-100 bungkus tiap harinya. Bahkan bisa menyentuh angka 1000 lebih porsi makan per hari Jumat saja.
Sama halnya dengan komunitas dan organisasi pada umumnya, NGJ juga memiliki program harian dan bulanan. Program harian diadakan setiap hari dengan menyiapkan porsi makan secara cuma-cuma di gerobak Nasi Gratis Jogja. Di samping itu, setiap bulan tim NGJ mencoba untuk mengadakan kegiatan yang berbeda sebagai bagian dari program bulanan mereka. Aksi turun ke jalan untuk berbagi dengan para pedagang, pengamen, pemulung, ojek online, dan tukang becak termasuk salah satu agenda bulanan yang sudah dilaksanakan. Bahkan, Trans Jogja saja tak luput dari kegiatan bagi-bagi nasi bungkus gratis yang dimotori oleh Nasi Gratis Jogja.
Belum lama ini juga, pihak Nasi Gratis Jogja menggelar bagi-bagi menu kurban waktu Idul Adha tempo lalu. Dalam agenda tersebut Tim mencoba mengolah daging kurban yang kemudian bagikan pada masyarakat yang sekiranya memang jarang makan daging sapi atau kambing tiap tahunnya
Nasi Gratis Jogja tidak hanya berbagi dalam bentuk makanan siap santap saja, namun juga dalam bentuk sembako. Beberapa waktu lalu, sempat terjadi lonjakan harga minyak di pasaran. Menyadari kondisi tersebut, komunitas logistik ini bergerak cepat membantu masyarakat untuk bisa mendapatkan minyak dengan harga murah ditengah kelangkaannya.
Meskipun pernah mendapat penolakan diawal berdirinya dulu, tapi kini hadirnya NGJ dapat dirasakan manfaatnya oleh sekitar. Masyarakat dapat merasakan sebungkus-dua bungkus nasi yang disediakan oleh pihak Nasi Gratis Jogja. Hal tersebut menarik minat banyak orang ataupun kelompok, entah ingin bergabung atau menawarkan bantuan, baik berupa dana, sembako, maupun pengadaan gerobak. (HK)
Sumber : https://retizen.republika.co.id/posts/170844/siapapun-boleh-ambil-dan-mengisi-prinsip-nasi-gratis-jogja?